Jumat, 21 Juni 2013

Implementasi dan Masa depan cloud computing

Nama: Annisa Yustika
Kelas: 4ia22
Dosen: Rina Noviana
Tanggal: 22 Juni 2013

Cloud computing dapat diimplementasikan di berbagai bidang, seperti di bidang pendidikan.
  
Cloud Computing atau Komputasi Awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (‘komputasi’) dan pengembangan berbasis Internet (‘awan’). Awan (cloud) adalah istilah lain dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu moda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan , sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet (“di dalam awan”) tanpa pengetahuan tentangnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.
Setelah melihat penjelasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa dengan adanya Cloud computing ini kita tidak perlu memiliki server, listrik, ruang server, staff operasional, storage, software, dan biaya terkait infrastruktur IT lainnya. Kita hanya perlu mengaksesnya berupa layanan dan membayar sesuai yang kita butuhkan. Cloud computing sangat dibutuhkan terutama dibidang pendidikan karena dapat menghemat biaya yang cukup mahal dan menghindari penerapan teknologi yang rumit.
Cloud computing pada bidang pendidikan antara lain Yahoo email atau Gmail. Anda tidak perlu software atau server untuk menggunakannya. Semua konsumen hanya perlu koneksi internet dan mereka dapat mulai mengirimkan email. Software manajemen email dan serber semuanya ada di cloud (internet) dan secara total dikelola oleh provider seperti Yahoo, Google, etc. Konsumen hanya perlu menggunakan software itu sendiri dan menikmati manfaatnya.
 Salah satu contoh penerapan cloud computing yaitu Google Apps, suatu layanan yang disediakan oleh Google. Google Apps merupakan kumpulan berbagai aplikasi Google yang secara terintegrasi dapat digunakan oleh sebuah komunitas (umum, bisnis, pendidikan dan lembaga non profit). Google apps terdiri dari 3 macam, yakni Google Apps Gratis, Google Apps untuk bisnis (berbayar tetapi dengan fitur yang lebih), Google Apps untuk Pendidikan (gratis bagi lembaga pendidikan dan lembaga non profit dengan fitur yang menyerupai Google Apps Bisnis).
Google Apps untuk Pendidikan (Google Apps for Education) saat ini menawarkan kepada lembaga-lembaga pendidikan sebuah solusi “hosting gratis” untuk mengelola email, Chat, kalender, berbagi dokumen, dll. Google sendiri menyebut layanan ini sebagai sebuah solusi komunikasi dan kolaborasi yang terintegrasi (an integrated communication and collaboration solution).
Fitur-fitur utama Google Apps untuk Pendidikan adalah sebagai berikut:
  • Gmail: Ini bukan Gmail yang biasa kita pakai dimana akun email kita beralamat dengan format: contoh@gmail.com. Gmail dalam Google Apps adalah sebuah layanan webmail komunitas (baca: lembaga pendidikan) yang dikelola oleh Administrator Google Apps lembaga yang bersangkutan. Dengan demikian akun-akun email yang ada di dalamnya dibuat oleh Administrator dengan format alamat khusus, misalnya: kepsek@smpn10-bdl.sch.id. Alamat (URL)nya bukan lagi http://www.gmail.com atau mail.google.com tapi format url-nya dapat seperti ini: mail.smpn10-bdl.sch.id.
  • Google Calendar: Administrator, Guru, dan siswa dapat mengatur jadwa mereka (schedules) dan berbagi jadwal kegiatan dan kalender di antara mereka.  Google Calendar bisa juga digunakan untuk membuat jadwal akademik atau kalender pendidikan dan menampilkannya dalam satu laman web yang bisa diakses oleh siapapun yang diinginkan
  • Google Talk: Administrator, Guru, dan siswa dapat berbincang (online) dan mengirim pesan instan ke rekan mereka di seluruh dunia, kapanpun dan dimanapun
  • Google Docs: Berbagi dokumen, spreadsheet, and presentasi. Kolaborasi secara waktu nyata (real-time) dengan tim Anda  atau dengan  seluruh civitas sekolah. Anda dapat juga mempublikasikan dokumen akhir ke seluruh dunia.
  • Google Sites: Bekerja bersama untuk memelihara dokumen, isi web, dan informasi lainnya dalam satu tempat, semacam sebuah website.
  • Google Video for education: Sebuah solusi dalam penempatan (hosting) dan berbagi video yang memungkinkan sekolah dan organisasi lainnya untuk menggunakan video sebagai media efektif untuk komunikasi dan kolaborasi online yang bersifat internal.
Bahkan pengelola (administrator) Google Apps sebuah lembaga pendidikan dapat memberi akses kepada para pemakainya ke sejumlah aplikasi Google yang lain.

Dengan menggunakan layanan cloud, konsumen dapat mempersingkat waktu untuk pengembangan infrastruktur dan aplikasi dalam pemenuhan kebutuhan komputasinya. Penelitian ini memiliki fokus dalam implementasi layanan e-learning menggunakan model virtualisasi, melakukan analisa beban CPU ketika menjalankan stress test dengan parameter thread, ramp-up, dan loop count dan melakukan analisa proses live migration dengan membandingkan paket ICMP. Hasil menunjukkan ketika menerapkan stress test, server akan mengkonsumsi banyak beban CPU dan memori dengan 80 thread, 20 detik ramp-up period, dan 8 loop counts. Penelitian ini juga menyimpulkan server tidak mengalami downtime ketika proses live migration dijalankan.

referensi:
http://bennykaristiawan.wordpress.com/2013/05/06/implementasi-cloud-computing-pada-bidang-pendidikan/ 
http://sabrian.lecture.ub.ac.id/2013/01/implementasi-cloud-computing-untuk-e-learning-berbasis-infrastructure-as-a-service/
http://ryoxdue.blogspot.com/2013/05/implementasi-komputasi-modern.html
http://sayadwikartinah.blogspot.com/2013/06/implementasi-dan-masa-depan-cloud.html
http://ariennanda.wordpress.com/2013/05/10/penerapan-aplikasi-komputasi-modern/
http://missririn.blogspot.com/2012/06/implementasi-cloud-computing.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar